.

.

Silahkan Download Rotibul Kubro

Minggu, 31 Agustus 2014

KEUTAMAAN 'LAQOD JAA`AKUM




لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ

 (128)

128 - Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ) 129)


129 - Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung

QS. AT TAUBAH (surat nomor 9)

Dalam Kitab Mujarrabat Ad Dairabi al Kabir, karya Syeikh Ahmad Dairabi, halaman 42, cetakan Mathba’ah Musthafa Muhammad, Mesir, diterangkan:


..(وَمِنْ خَوَاصِّ) هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ أَعنِيْ لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ اِلَى آخِرِ السُّوْرَةِ أَنَّ مَنْ قَرَأَهُمَا فِيْ يَوْمٍ لَمْ يَمُتْ فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِ كَمَا رُوِيَ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ





Iku setengah saking keutamaane iki ayat loro, ngersa`ake ingsun:
LAQOD JAA`AKUM RASUULUN MIN ANFUSIKUM
tumeko akhire surat (Surat At Taubah),
Utawi setuhune sopo wongkang moco sopo wong ing karone ayat ingdalem siji dino, mongko ora mati sopo wong mau ingdalem iku dino, koyo hadits kang diriwayatake saking kanjeng Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam


وَفِيْ رِوَايَةٍ لَمْ يُقْتَلْ وَلَمْ يُضْرَبْ بِحَدِيْدَةٍ وَإِنْ قَرَأَهَا فِيْ لَيْلَةٍ فَلَهُ مِثْلُ ذَلِكَ ذَكَرَ هَذَا الْحَدِيْثَ بَعْضُ الصَّالِحِيْنَ


Lan ingdalem siji riwayat:
ora dipateni sopo wong iku, lan ora dipukul sopo wong iku kelawat potongan wesi.

Lamun moco sopo wong iku ingdalem siji wengi, mongko kaduwe wong iku utawi sepadane perkoro kang tinutur,Wis nutur ing iki hadits sopo ba’dhushsholihin



rotibul kubro ; meminta ampunan untuk saudara sesama muslim



 عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَنِ اسْتَغْفَرَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ حَسَنَةً



....Saking Shohabat Ubadah bin Shomit, panjenengane ngendiko:
Aku pireng Rasululloh shollalloohu ‘alaihi wasallam dawuh:
Sopo wonge nyuwunake ngapuro kanggo  wong-wong mukmin lanang lan mukmin wadok mongko Gusti Alloh nulis kanggo wong iku kelawan saben-saben wong mukmin lanang siji lan mukmin wadok siji, ing siji kebagusan

Selasa, 26 Agustus 2014

Hati-hati dengan Nafsu Melempar Jumrah

Semua orang yang sedang haji pasti begitu bersemangat menjalankan semua rukun, dan wajib haji. Semangat bisa menjadi pendorong untuk berbuat baik, tetapi bisa pula menjadikan pintu bagi masuknya nafsu, dan jika membiarkan nafsu menguasai diri kita maka berpotensi membuka celah bagi masuknya godaan setan.
Seperti saat melempar/melontar jumrah. Melempar jumrah dengan batu kerikil merupakan bagian dari wajib haji. Lempar jumrah adalah aktivitas yang sifatnya wajib, namun jika tidak dilakukan tidak membatalkan sahnya haji, tetapi diharuskan membayar dam (denda).
Kegiatan ini merupakan ajaran dan mengenang peristiwa Nabi Ibrahim As. Yakni, saat nabi akan menjalankan perintah Allah SWT, ternyata tiga kali digangu setan. Nabi Ibrahim kemudian melempar setan dengan batu kerikil.
Jadi ketika melempar jumrah, perlu dipahami bahwa apa yang dilakukan adalah mengenang peristiwa Nabi Ibrahim As. Saat Nabi Ibrahim As melempar batu kerikil ke arah setan, tidak ada sedikit pun rasa marah, emosi dan nafsu yang ikut mempengaruhinya. Beliau hanya melempar batu kerikil agar setan tidak mengganggu.Lemparan yang dilakukan bukan dengan tenaga penuh, apalagi emosi.
Karena itulah saat melakukan lempar jumrah, sebaiknya jangan melakukannya dengan penuh semangat seperti bermaksud melukai setan. Sebab, jika kita mempunyai pikiran demikian, atau melakukan lempar jumrah dengan dorongan nafsu, maka bisa jadi setan telah mempengaruhi kita.
Lakukan lempar jumrah dengan sewajarnya, yakni dengan untuk menjalankan wajibnya haji. Jangan melempar dengan penuh nafsu, emosi apalagi dengan sekuat tenaga.

Isi Hati dengan Dzikrullah



Maulana Habib Luthfi bin Ali bin  Hasyim bin Yahya mengingatkan umat Islam untuk selalu ingat kepada Allah SWT (dzikrullah). Mengingat Allah SWT bukan sebatas mengucapkan kalimat dzikir, tetapi benar-benar merasakan sedang berada di hadapan dan dalam pengawasan Allah SWT. Karenanya setiap tingkah laku dan perilakunya menunjukkan sikap iman kepada Allah SWT.
Dengan ingat kepada Allah SWT maka akan selalu dekat dengan-Nya.

Doa Yang Dibaca Nabi Muhammad SAW ketika Pagi Hari





اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِيْ نُوْرًاوَفــِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا وَفــِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْـنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَساَرِيْ نُوْرًا وَاَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَفَوْقــِيْ نُوْرًا وَفــِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا وَفــِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا وَفــِيْ دَمِيْ نُوْرًا وَفــِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا.
(صحيح البخاري)

Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di penglihatanku cahaya, di pendengaranku cahaya, di kananku cahaya, di kiriku cahaya, di depanku cahaya, di belakangku cahaya, di bawahku cahaya, di atasku cahaya, di rambutku cahaya, di kulitku cahaya, di darahku cahaya, di tulangku cahaya, dan jadikanlah aku cahaya. (Shahih Bukhori)

Ratibul Kubro di Demak

Shodaqoh Balasan Langsung Tunai 10 Kali Lipat



Seorang lelaki setengah baya datang ke masjid lebih awal dari yang lain untuk melaksanakan salat Jumat. Ia duduk di shaf agak depan dan berada di tengah jamaah. Setelah melakukan salat sunah tahiyyatal masjid, ia pun duduk khusyu’.
Pada saat khotbah dibacakan, penyakit kantuknya menyerang tanpa mampu diusir. Dan betapa terkejutnya dia, ketika badannya disenggol jemaah sebelah. Begitu tersadar, sebuah kotak amal siap melintas di depannya. Dengan masih menahan kantuk, tangannya merogoh saku belakang dan mendodos selembar uang 100.000-an. Ketika hendak memasukkannya ke kotak, tiba-tiba tangannya ditarik kembali ke belakang dan lembaran tersebut disimpannya kembali ke dalam saku.
Kemudian ia merogoh saku lain dan mengeluarkan lembar 50.000-an, tetapi buru-buru dimasukkan lagi. Lalu tangannya merogoh saku baju dan mengeluarkan lembar 20.000-an. Lembaran ini pun disimpannya lagi, dan kemudian tangannya merogoh saku terakhirya. Didodosnya selembar uang 10.000-an dan cepat-cepat dimasukkannya ke lubang kotak infaq di depannya.
Belum sempat mendorong kotak infak tersebut ke depan jamaah sebelahnya, punggungnya ditepuk pelan dari belakang. Begitu menoleh, sebuah tangan menyodorkan selembar uang 100.000-an kepadanya. Ia termangu seperti antara percaya dan tidak, tetapi kemudian buru-buru diterimanya lembar uang tersebut.
Sambil masih terbengong, ia tengadahkan kedua tangannya dan berucap, “Alhamdulillah, Engkau telah menepati janji-Mu ya, Allah. Engkau telah membalas langsung tunai atas sedekahku sebanyak 10 kali lipat. Alhamdulillah“, desisnya.
Setelah itu lembar uang 100.000-an pemberian jamaah saf belakang pun dilipatnya rapi dan dimasukkannya ke dalam kotak amal di depannya, sebelum akhirnya ia dorong kotak tersebut ke jamaah di sampingnya. Kemudian ia kembali menoleh ke belakang, karena ada yang menyenggolnya lagi. “Itu tadi uang bapak yang terserak di belakang, belum tersimpan kembali di saku bapak”, kata jamaah tersebut menjelaskan.
Cerita ini dituturkan Ketua MUI KH Drs Muhammad Asyiq pada Maulidurrasul dan Mujahadah Rotib Kubra di Desa Trengguli Wonosalam Demak, Jumat (22/8) semalam.


Ditulis : Mahmud Suwandi

Rotibul Kubro Demak



MAULID SIMTHUDDUROR DAN MUJAHADAH ROTIBUL KUBRO YANG DIADAKAN JAMIYYAH ROTIB KUBRO DEMAK DI DESA TRENGGULI KECAMATAN WONOSALAM, DEMAK PADA JUMAT PON MALAM SABTU WAGE, 22 AGUSTUS 2014. MAULID DIPIMPIN USTADZ DJARING SUBONDO (JEPARA), MUJAHADAH ROTIBUL KUBRO DIPIMPIN HABIB ALI BIN UMAR ALMUSAWA (SEMARANG), TAUSIYAH DIISI ALMUKAROM KH MUHAMMAD ASYIQ (DEMAK).
KEGIATAN RUTIN INI JUGA DIHADIRI PENGURUS JAMIYYAH, KH MATHORI, KH HAMUNASIR, KH ANWAR BAEDLOWI, KIAI NASIRIN, KIAI ABDUL WAHID (JATISONO), H MAHMUD SUWANDI, ZAKI MUBAROK, HASAN HAMID, ABDUR ROUF, MUSTAJAB, TOHA, ZAENAL, WAHIB PRIBADI, KI SANGKAN, ARI WIDODO, ALI,SERTA PARA SANTRI PONPES AL-MUBAROK TEMUROSO (GUNTUR), PARA SANTRI PONPES NURUL ULUM (TRENGGULI) DAN LAINNYA.